MENINGKATKAN KUALITAS GURU IPS DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN PADA PENGARAHAN KONSEP PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER DI SMP NEGERI 16 MANDAI
Keywords:
Kualiatas Guru;, Model Pembelajaran Learning Together;Abstract
Abstrak. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui peningkatan Kinerja Guru setelah diterapkannya metode kooperatif model Learning Together di SMP Negeri 16 Mandai Kabupaten Maros dan Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa Kelas VII-E setelah diterapkan metode kooperatif model Learning Together di SMP Negeri 16 Mandai Tahun Pelajaran 2021/2022. Subjek penelitian ini adalah guru Kelas VII-E serta 22 orang siswa Kelas VII-E SMP Negeri 16 Mandai. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket, dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan terlihat bahwa : Pada Siklus I tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan adalah membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep, yaitu 21,7 %. Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah memberi umpan balik/ evaluasi, tanya jawab dan menjelaskan materi yang sulit yaitu masing-masing sebesar 13,3 %. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominan adalah mengerjakan/ memperhatikan penjelasan guru yaitu 22,5 %. Aktivitas lain yang presentasinya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, diskusi antara siswa/ antara siswa dengan guru, dan membaca buku yaitu masing-masing 18,7 % 14,4 dan 11,5 %.
Pada Siklus I, secaraa garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran kooperatif model Learning Together sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan, karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa. Disamping itu pada hasil belajar diperoleh nilai meaning siswa adalah 67,27 dan ketuntasan belajar mencapai 68,18% atau ada 15 siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Pada Siklus II tampak bahwa aktifitas guru yang paling dominan adalah menyapaikan materi / langkah-langkah / strategi yaitu 29,8%. Jika dibandingkan dengan Siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan. Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada Siklus II adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok yaitu (28,6%). Jika dibandingkan dengan Siklus I, aktifitas ini mengalami peningkatan. Untuk hasil belajar diperoleh nilai meaning siswa adalah 70,68 dan ketuntasan belajar mencapai 81,82% atau ada 18 siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Sedangkan Pada Siklus III tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominan pada adalah memberikan umpan balik yaitu 45,8%. Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling dominan pada Siklus III adalah diskusi antar siswa atau diskusi antara siswa dengan guru yaitu (47,3%). Kuantitas siswa yang tuntas belajar sebesar 95,45. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai 100% termasuk kategori tuntas). Hasil pada Siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari Siklus II. Adanya peningkatan Kinerja Guru pada Siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode kooperatif model Learning Together menjadikan siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Journal of Education Galery
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal JEG memberikan akses terbuka terhadap siapapun agar informasi dan temuan pada artikel tersebut bermanfaat bagi semua orang. Semua konten artikel jurnal ini dapat di akses dan diunduh secara gratis, tanpa dipungut biaya sesuai lisensi Creative Commons yang digunakan.